ICT and Internet Business is an Independent Blog Focusing on ICT and Internet Business, eBusiness, Digital Media, Online Advertising, Internet Marketing, Mobile and Wireless, etc.

Mobile TV - Killer Application?

  • Posted: Sunday, August 06, 2006
  • |
  • Author: pradhana

Sepanjang 75 tahun, TV telah dianggap sebagai “killer application”, namun kini mendapat pesaing baru, Mobile TV. Di Indonesia, layanan Mobile TV masih dalam tahap persiapan. Di Korea, layanan ini cukup berhasil, karena sejak diluncurkan Desember 2005, kini ada sekitar 600 ribu pelanggan. Pertandingan sepakbola FIFA World Cup 2006 Jerman tampaknya dijadikan momen pertama uji komersial layanan Mobile TV ini.

David McQueen, analis senior Informa Telecoms and Media, membenarkan bahwa momen World Cup menjadi titik tolak pertumbuhan Mobile TV dunia ke depan. Karena, setelah World Cup 2006 Jerman, momen kedua Olympic 2008 di Cina, dan kemudian World Cup 2010. Saat itu, diperkirakan teknologinya telah matang, dan satu dari 13 pemilik ponsel sudah memiliki ponsel berkemampuan Mobile TV.

Laporan penelitian Siemens terhadap 5.300 pengguna selular di delapan negara (Brazil, Kanada, Cina, Jerman, Italia, Korea Selatan, Rusia dan Amerika) menunjukkan bahwa 74% peserta survei menginginkan akses email bergerak, sedang 59% menginginkan layanan Mobile TV.

Hanya saja, penerapannya bukan tanpa tantangan. Beragamnya platform teknologi yang digunakan, menjadi tantangan tersendiri. Saat ini, setidaknya ada empat platform teknologi utama, yakni DVB-H (Digital Video Broadcasting-Handheld) adalah versi mobile dari standar TV digital internasional (Eropa); MediaFLO (Forward Link Only), yang didasarkan pada teknologi CDMA dari Qualcomm (AS); T-DMB, Terrestrial-digital Media Broadcast (Korea Selatan); dan DAB (Digital Audio Broadcasting)-IP, yang menyiarkan radio dan televisi melalui Internet.

Saat ini, layanan Mobile TV lebih mengandalkan jaringan 3G, sehingga masih berupa streaming video download, dan bukannya “broadcast”. Selain teknologi kategori mahal, kini juga tersedia teknologi yang lebih murah dan sederhana, meski menggunakan 3G, seperti MBMS dan turunannya - TDtv dan IPWireless. Teknologi ini hanya mendukung beberapa kanal saja. T-DMB termasuk teknologi kategori berbiaya rendah, yang selain digunakan di Korea, juga di Inggris (BT dan Virgin Mobile).

Di sisi lain, para analis menganggap bahwa DVB-H merupakan standar terbaik saat ini. Standar ini didukung oleh vendor besar, antara lain Nokia (Finlandia), Philips (Belanda), Texas Instrument, Motorola, Truespan Semiconductors (AS), NEC (Jepang), Siano (Israel), Dipcom (Perancis) dan Frontier Silicon (Inggris). Hanya saja, dibutuhkan biaya besar untuk memperbarui jaringan dan penggunaan spektrumnya berbeda-beda di masing-masing negara.

Belakangan muncul teknologi proprietary yang disebut Cell Multimedia Broadcast (CMB) yang dikembangkan Huawei Technologies dan Sunday Communications dan kini digunakan oleh PCCW, operator telekomunikasi incumbent Hong-Kong. Teknologi ini digunakan untuk menyediakan kanal keuangan 24-jam dan melayani 110.000 pelanggan PCCW saat ini.

Dibandingkan teknologi berbasis 3G, kemampuan CMB lebih baik, yakni mampu melayani 250 pelanggan dalam satu sel, menyiarkan layanan terus-menerus, dan mampu menjangkau lebih banyak orang pada saat bersamaan. Menurut Huawei, CMB merupakan bentuk awal dari MBMS (Multimedia Broadcast Multicast Service), standar 3GPP untuk cell broadcasting.

Teknologi CMB menurut Alex Arena, Direktur Eksekutif PCCW, dapat mengoptimalkan infrastruktur 3G sehingga lebih efektif dibandingkan standar DVB-H dan DMB. “Dengan CMB, di manapun pelanggan berada, selama tersedia jaringan 3G, maka ia akan mendapatkan layanan Mobile TV,” tambah Alex.

Dilihat dari pasar, Cina dianggap sebagai pasar Mobile TV prospektif, dimana pelanggannya akan mencapai 94 juta tahun 2009. “Operator telekomunikasi di Cina telah membuat model bisnis yang jelas untuk layanan streaming mobile video melalui jaringan 2,5G dan 3G,” ujar Anty Zheng, analis In-Stat.

Selain itu, pemerintah juga mendorong ketersediaan layanan Mobile TV ini menyongsong Olympic 2008, yang dapat dijadikan momen penting perkembangannya di seluruh Cina. Dan, DVB-H tampaknya akan menjadi platform yang akan digunakan secara luas di negeri tirai bambu ini.

Namun, menurut Pranab Mookken, analis Frost & Sullivan, persaingan standar Mobile TV ini tidak serta merta dimenangkan oleh standar yang pertama kali masuk ke pasar. Melainkan, standar mana yang paling efisien, ekonomis dan siap memenuhi kebutuhan masa dating, dia yang akan menang. Dengan kata, selain kreativitas penciptaan konten, kualitas layanan dan biaya implementasi yang terjangkau akan menjadi kunci keberhasilannya.

0 people have left comments

Commentors on this Post-