Strategi Samsung: Selalu Menjadi yang Pertama

• Posted: Saturday, March 18, 2006
• |
• Author: pradhana

Pertarungan di pasar ponsel dunia, kini tak lagi hanya bagaimana menyediakan ponsel-ponsel yang memiliki kemampuan yang lebih prima, canggih dan gaya, melainkan sudah masuk ke dukungan fasilitas yang, dalam hal tertentu, mendorong konvergensi. Lihat saja bagaimana ponsel-ponsel terkini hampir tak bisa lagi dibedakan, apakah ia ponsel berkamera atau, sebaliknya, kamera berponsel. Di sisi lain, ada juga ponsel walkman, yang juga bisa dilihat walkman berponsel.

Namun yang cukup menarik disimak adalah, evolusi kamera di ponsel, yang awal-awalnya dulu hanya sebagai pelengkap, kini tidak lagi. Strategi ini, bukan saja semakin mendorong banyak orang mengenal kamera digital, karena secara bersamaan menggunakan ponsel, dan belakangan banyak orang juga benar-benar membeli kamera digital, baik yang poket maupun setidaknya yang SLR. Lahan peperangan pun mulai merambah di pasar konvergensi ini, yakni kamera dan ponsel, yang keduanya sama-sama canggih, fungsional dan mumpuni.

Dalam pasar semacam ini, Samsung tampil selalu menjadi yang pertama mengeluarkan ponsel dengan built-in kamera digital dengan kemampuan yang prima, layaknya kamera mandiri (stand alone). Posisi ini yang tampaknya terus dikejar perusahaan asal Korea Selatan ini dalam berkompetisi di pasar ponsel

Tahun 2004, Samsung memunculkan ponsel SPH-S2300 yang memiliki fitur lensa zoom optikal 3X dari Pentax, sebagaimana digunakan pada kamera-kamera konvensional. Dengan begitu, ponsel tak lagi berkamera, tetapi kesan kuatnya justru kamera berponsel.

Maret 2005, juga di acara CeBIT, Samsung kembali menunjukkan sebagai yang pertama meluncurkan ponsel berkamera 7-megapiksel dengan lensa optical zoom - SCH-V770. Padahal, tahun sebelumnya, ponsel yang hampir sama diluncurkan, namun hanya dengan kamera 3-megapiksel.

Dengan semakin meningkatnya kualitas kamera, yang sudah sampai ke 7-megapiksel, jelas semakin dibutuhkannya kapasitas simpan yang lebih besar. Hal itu yang kemudian mendorong munculnya ponsel berharddisk, seperti ditunjukkan Samsung pada kamera SGH-I300 yang menyediakan kapasitas hingga 3GB dan menjadi yang pertama di pasar, atau merupakan ponsel kedua yang ber-harddrive. Kemudian diikuti oleh SPH-V7900 yang juga berkapasitas hard drive 3GB. Karena, sebelumnya Samsung telah mengeluarkan SPH-V5400, yang berkapasitas hard drive 1,5 GB.

Menempatkan dirinya untuk menjadi yang pertama, terus dilakukan Samsung. Belum lama ini, di ajang CeBit, yang berlangsung pada tanggal 9-15 Maret 2006 di Hannover, Jerman, Samsung kembali membuat debutan dengan akan diluncurkan ponsel berkapasitas 8GB di semester kedua 2006 ini untuk pasar Eropa. Ponsel ini menggunakan sistem operasi Windows Mobile 5.0 dari Microsoft.

Menariknya, di tahun 2009 mendatang, diperkirakan tak kurang dari 72 juta ponsel ber-harddrive akan dikapalkan, dari total 1 miliar handset yang digunakan di seluruh dunia pada saat yang sama. Dengan posisi seperti itu, maka pasar ponsel lebih besar dari pasar personal storage dan portable audio player, yang diperkirakan masing-masingnya hanya sekitar 10 juta dan 43 juta unit pada saat itu.

Ponsel baru ini kompatibel dengan teknologi GSM (Global System for Mobile Communications), GPRS (General Packet Radio Service), and EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution) dan menggunakan sistem operasi smartphone, Windows Mobile 5.0.

Tak hanya itu, pada ajang CeBit 2006, perusahaan elektronik asal negeri ginseng ini juga berencana untuk meluncurkan ponsel berkamera 10-megapiksel [SCH-B600] di kuartal kedua tahun ini. Ponsel tersebut juga siap digunakan untuk menonton TV berbasis teknologi DMB (Digital Multimedia Broadcasting) dan telah dilengkapi dengan fasilitas MP3, Bluetooth dan EV-DO.

Foto-foto: Life from Cebit: Samsung's SCH-B600 10-megapixel cameraphone [engadget]

• Permalink
• RSS 2.0
• 
• 
• 
• 
•